Buat kesekian kalinya aku tertewas kepada perasaan sendiri. Dah berkali kali aku katakan kepada diri sendiri. Jangan pernah terlalu menyintai sebab akan jadi begini pengakhirannya. Aku tak tahu kenapa aku terlalu mudah menyenangi dirinya, terlalu mudah jatuh sayang padanya. Dan kini, aku merana.
Tak mungkin dia merasa apa yang aku rasa. Dan tak mungkin dia paham apa yang aku rasa sekarang ini. Dia dah ada segala-galanya. Meskipun ada onak ranjau, tapi seringkali aku tegaskan padanya, jangan pernah mengalah.
Tapi untuk perasaan ini, perlukah aku meneruskan sedangkan aku sendiri dah tahu risikonya. Tak mungkin semua ini boleh terjadi. Keadaan menghalang. Jarak menduga kami.
Tuhan..... aku benar benar kalah pada perasaan ini.
Sepatotnya waktu2 ni aku dah hanyut dalam dakapan bantal busuk dan selimut Stitchku. Bukan kebiasaan aku bangun awal. Tapi malam tadi ye aku tido awal. Seawal 10 lebih sebab memikirkan aku kene bangon awal pagi untuk urusan kerja. Macam biasa tengah2 malam aku bangun ke bilik air. Bila terbangun, aku bukak fon. Check kalo ada important message. Tapi lain yang aku terima. Yang bikin naik hangin. Aku penat. Aku stress. Tambah yang ini memang buat aku betol2 berangin. Jadi apalagi, aku mula la mengemaskini senarai blacklist dlm Whatsapp aku.
Tapi sungguh tak terduga, aku ternampak sesuatu yang aku taknak tengok. PAP!!!! Ternampak gambar profile dia. Ya, DIA!!!!! Dia dalam jubah konvonya. Terus aku lagi bertambah sentap. Sebab? Sebab dulu masa kami bersama, aku berangan2 nak attend convocationnya. Tapi skang ni kompom la partner dia yang teman. Sedih la jugak sebenarnya. Huh .... I still haven't get through with him, huh?! Until when???? Seriously I have no idea. I have done my level best to forget everything. Only GOD knows how much effort I have made.
Siyesly, aku tau akan ada hati yang bengkak tatkala baca posting ni. Bila aku yang dah lama tak update blog dan tetiba harini aku update dan isinya tentang ini, aku tau I'm in a trouble. Do forgive me, love.
Niatku tak lebih dari sekadar nak mengucapkan tahniah di atas kejayaannya. Sekian lama dia berusaha, akhirnya berbuah juga kejayaan. Semoga impiannya nak sambung ke peringkat lebih tinggi akan tercapai. Semoga ALLAH memberkati perjalanan ilmunya. Dan semoga dia tak lupa pada orang sekelilingnya yang telah banyak membantu.
Lagu yang aku tinggalkan ni memang paling sesuai untuknya.
Tak siapa tahu bahwa perpisahan itu semakin dekat Mengapa kita perlu merasa risau akan hal itu? Kita tak perlu takut dengan perpisahan, karena Tuhan yang menetapkan segala sesuatu dan kita adalah manusia yang wajib berusaha.
Tapi tanpa dipaksa, tetap juga rasa gundah dan galau itu hadir. Tapi apa yang dapat kita lakukan untuk mencegah perpisahan itu? Tak ada yang dapat kita lakukan, karena sekali lagi kita fahami bahwa semua adalah keputusan Tuhan, walaupun dia belum memilih dan kita belum memilih.
Tapi apakah kita punya pilihan?
Dia tahu betapa kita mencintainya… …dan kita percaya dia pun begitu Kita saling menemukan banyak kesejatian antara kita, dan kita banyak mendapat kesempurnaan antara kita… Dan akan kita simpan semua itu sebagai kenangan manis, kenangan indah dan bukan sebagai bayangan untuk dikejar.
Kita harus siap kehilangan… Kita siap kehilangan segala kehangatan yang diberikan Kita siap kehilangan segala perhatian yang dicurahkan Kita siap kehilangan segala percaya yang disemaikan Kita siap kehilangan kesempurnaan cinta yang seumur hidupku baru dirasakan tatkala bersama Kita siap kehilangan segala-galanya yang melekat Tapi kita akan memelihara segala kenangan sepenuhnya
Kita memiliki keyakinan bahwa kita akan bersama sampai kita menutup lembaran kehidupan ini. Suatu saat nanti. Kita yang dipisahkan akan dipertemukan kembali olehNYA…
Sengaja aku tunggu sehingga ke waktu ini untuk menulis tentang tragedi pahit dalam sistem penerbangan tanah air. Selama ni aku diam saja saat semua orang berborak kencang. Sebabnya aku pikir aku bukan orang tang arif pasal hal2 sebegini dan lagi baik kita tunggu dan lihat saja apa kesudahannya. Biar pihak yang berkenaan siapkan kerja2 mereka.
Lalu saat PM mengumumkan berita sedih itu, aku cuma mampu beristighfar dan menyedekahkan al fatihah. Hubby bertanya padaku, aku tak bersedih ke? Perlukah aku tunjukkan pada seluruh dunia kesedihanku? Perlu apa aku perbuat untuk menunjukkan kesedihanku? Mungkin aku tak seperti Hubby yang begitu mengikuti perkembangan kes ini. Mungkin kerana itu, pengumuman PM itu lebih terkesan padanya berbanding aku yang hanya jadi pemerhati dari jauh. Apa2 pun aku tetap berkongsi kesedihan ini.